BIRIN TV

    Warung Bebas TV Streaming

    Kamis, 15 Mei 2014

    ALIANSI MAHASISWA PERJUANGAN RAKYAT MUNA

    KRONOLOGIS AKSI

    Pada hari Rabu tanggal 9 Januari 2013 seluruh elemen mahasiswa dan pemuda Muna Makassar yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Perjuangan Rakyat Muna (AMPERAM) melakukan aksi solidaritas terhadap situasi dan kondisi masyarakat kabupaten muna yang menghadapi konflik horizontal yang tidak pernah direspon secara tegas dan cepat oleh pemerintah Daerah dan aparat keamanan.Masa aksi berkumpul dititik kumpul didepan pintu II UMI sekitar pukul 12.30 WITA dan mulai bergerak menuju titik aksi pada pukul 13.00 Wita di bawah komando kordinator Lapangan kawan Birin dengan jumlah masa aksi sebanyak 30  orang . Dari titik kumpul menuju titik aksi masa aksi selalu menyanyikan lagu-lagu perjuangan sebagai pembangkit semangat dan orasi-orasi politik yang disampaikan oleh para orator.Setiba di titik aksi para masa aksi disambut oleh media-media local maupun nasional yang secara langsung meliput kegiatan aksi oleh para mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam AMPERAM.
    Salah satu orator politik yang bernama Peng Susanto menyampaikan orasi politiiknya mengenai konflik horizontal yang terjadi di Kabupaten Muna.Dalam orasinya dia menekankan kepada pemerintah Kabupaten muna yang harus bekerjasama dengan aparat keamanan agar secara konsisten dan tegas menyelesaikan konflik yang telah berlarut-larut dan memakan korban sekitar 5 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.Menurutnya tidak ada kata tidak bagi pemerintah sebagai pemimpin serta mediator untuk tidak menyelesaikan konflik ini dan dia juga mempertanyakan fungsi aparat keamanan dalam hal ini Kepolisian untuk menjalankan tugas dan wewenangnya dalam mengayomi masyarakat demi menciptakan ketertiban dan keamanan bagi seluruh masyarakat muna yang sejak kasus ini selalu berada dalam ketakutan dan kekhawatiran berada dalam wilayah Kabupaten muna.
    Selanjutnya orasi politik disampaikan kawan samsuddin selaku orator dalam kegiatan aksi ini. Dalam orasinya dia menekankan tentang pentingnya memelihara jiwa persatuan bangsa yang terjewantahkan dalam filosofi muna Hansuru-hansuru badha sumanomo konohansuru Liwu,hansuru-hansuru Liwu sumanomo konohansuru adathi,Hansuru-hansuru Adathi sumanomo konohansuru agama.menurutnya konflik horizontal yang melanda Muna telah bertolak belakang dengan apa yang menjadi jiwa dan roh yang terkandung didalam dasar bangsa Indonesia yakni pancasila serta bertentangan dengan filosofi / landasan muna yang mengutamakan tali persudaraan atau jiwa gotong Royong.Dia juga menegaskan kepada pemerintah dan aparat keamanan agar secepatnya menyelesaikan konflik horizontal ini melalui jalur perundingan dengan melibatkan Bupati Muna,Kapolres dan tokoh-tokoh masyarakat.
    Orasi politik terakhir disampaikan oleh sosok Kartini Muna yang tak henti menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi rakyat yakni Hikmah Ramadhani. Dalam orasi politiknya dia menyampaikan bahwa apa yang menjadi keresahan dan kekhawatiran masyarakat muna terhadap konflik horizontal sebagai bentuk ketidakpedulian/ketidakberpihakan pemerintah kepada rakyat.dia juga mengutip apa yang disampaikan oleh Ir.soekarno yang mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah suatu bangsa yang selalu memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan rakyatnya.jadi persoalan konflik horizontal secara konsisten harus diselesaikan tanpa adanya diskriminasi apalagi yang lebih parah Pemda hanya asyik beronani didalam alam pikirannya tetapi tidak menyelesaikan konflik lewat implementasi dalam praktek.
    Setelah orasi politik para masa aksi melakukan farian/tetrikal aksi dengan membakar ban bekas sebanyak 4 buah yang dijejer sepanjang jalan dibawah flyover.Menurut  mereka pembakaran ban bekas ini sebagai symbol kemarahan dan kekecewaan rakyat muna kepada PEMDA dan aparat kepolisian yang tidak pernah menyelesaikan konflik horizontal yang terjadi di Muna.Selanjutnya masa aksi menyanyikan Lagu Darah Juang sebagai symbol keberpihakan mereka kepada seluruh rakyat Muna.Demonstrasi ini diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap oleh kordinator lapangan dan sesudahnya mereka membubarkan diri pada pukul 16.00 WITA.
    PENULIS

          TIM EDITORING AMPERAM-Muna